Masyarakat yang hidup di perkotaan, mungkin tidak banyak tahu soal kehidupan masyarakat suku pedalaman.
Bila
kita tersesat di hutan dan mengalami kelaparan atau kehausan, suku
pedalaman Talang Mamak di Riau menyebut, tidak ada salahnya kita belajar
dari monyet.
Marilah
kita simak beberapa kearifan lokal bagi kita yang ingin memasuki
kawasan hutan. Memasuki kawasan hutan belantara, kita diminta untuk
tidak sesumbar atau tidak berbuat yang aneh-aneh.
Jika kita
kehabisan bekal di tengah hutan, jangan terlalu panik. Suku pedalaman
di Riau atau suku pedalaman apa pun yang ada di kawasan hutan belantara
di Sumatera memiliki ilmu yang sama untuk bisa bertahan hidup di
tengah hutan.
Menurut salah seorang tokoh adat Talang Mamak,
Sidam Katak (70) yang hidup di dusun Datai, di kawasan puncak Taman
Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), Kab Indragiri Hulu (Inhu) Riau, bila
kita kehabisan bekal makanan maka kita harus belajar dengan monyet. Di
tengah hutan, banyak buah-buahan yang jarang dilihat dan jarang juga
di makan masyarakat.
"Jika sudah di tengah hutan perbekalan anda
habis, jangan khawatir. Anda bisa memakan buah-buahan yang ada di
hutan. Belajarlah dari monyet. Makanlah buah yang dimakan monyet,
karena buah yang dimakan monyet pasti tidak beracun."
"Tapi
sebaliknya, bila monyet tidak mau memakan buah itu, jangan coba-coba
kita memakannya. Buah yang tidak dimakan monyet pasti buah beracun,"
kata Pak Katak begitu sapaan akrabnya.
Ilmu lain yang perlu kita
pelajari adalah, bila kita tersesat di dalam hutan. Dalam kawasan
hutan rimba, kita tidak bisa melihat sinar matahari secara jelas.
Kondisi ini akan membingungkan kita untuk melihat dimana posisi timur
atau barat.
Menurut Pak Katak, jangan khawatir bila tidak bisa
memastikan mana arah timur dan barat tersebut. Tipsnya adalah, lihatlah
ujung pohon di kawasan hutan itu.
Ujung
pohon umumnya akan condong dan kecondongan itu pasti mengarah ke
matahari terbit. Jika tidak bisa terlihat secara jelas, maka tips
lainnya kita disuruh melihat lumut di bagian bawah pohon.
"Pohon
tengah hutan bagian bawahnya biasanya berlumut. Lihat saja, lumut yang
paling tebal dan hijau, itu pasti bagian timur. Sedangkan lumut yang
tidak terlalu tebal, dipastikan berada di bagian terbenamnya
matahari," kata Pak Katak.
Kalau kita kehausan di tengah kawasan
hutan dan tidak menemukan aliran sungai, lanjut Pak Katak, disarankan
untuk mencari air dalam lubang-lubang kecil atau besar.
"Minum
saja air dalam lubang-lubang itu sepanjang di dalam lubang ada
jentik-jentik nyamuk. Kalau jentik nyamuk saja bisa bertahan hidup
dalam air itu, maka kita juga bisa meminum airnya."
"Tapi jika
ada air yang bening, namun tidak ada jentiknya, jangan coba-coba untuk
kita minum, bisa jadi air itu ada racunnya. Atau bisa juga kita
perhatikan monyet tadi, kalau monyet mau meminum air itu, dijamin air
itu tidak beracun," kata Katak.
Sumber: detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar